oknum Dokter RS Siti Khodijah Diduga Perintahkan Suster Menyuntik Pasien Yang Sudah Meninggal / Mayat ( Simak Videonya )
” PRESEDENT BURUK DUNIA KESEHATAN DIDUGA ATAS PERINTAH DOKTER SUSTER MENYUNTIK PASIEN YANG SUDAH MENINGGAL (MAYAT)DAN ANTARA DOKTER DAN SUSTER TIDAK MENGETAHUI KALAU PASIENNYA SUDAH MENINGGAL “(VIDEO).
Sorot sidoarjo – Hingga berita ini diturunkan pada tanggal 21 januari 2018 kemarin genap satu bulan korban meninggal pasien rumah sakit siti khodijah atas nama almh Supariyah (67) warga jalan suningrat RT 09 RW 02 ketegan Taman Sidoarjo akibat diduga sengaja ditelantarkan oleh oknum dokter rumah sakit siti khodijah yang menanganinya waktu itu yakni dokter Hamdan dkk.
Dan Hamdan seakan lepas dari tanggung jawabnya justru sebaliknya sifat keangkuhan Hamdan terkesan tidak bersalah dan kebal hukum malah membalikan fakta mencari pembenaran sendiri seakan dirinya sudah benar sesuai dengan prosedure S.O.P.asalnya sudah satu bulan sebagai umat yang beragama secara pribadi jangankan menyantuni keluarga korban yang meninggal menyampaikan permohonan maaf saja tidak dilakukan oleh Hamdan sebagai dokter pihak yang paling bertanggung jawab tentang keselamatan jiwa pasiennya waktu itu.
Ironisnya hingga kini hamdan tidak menerima sangsi apapun dari atasannya, karena dia sendiri sebagai atasannya disamping sebagai dokter yang masih praktek dia juga menjabat sebagai direktur di rumah sakit tersebut (luar biasa) .
Kiranya sudah tidak ada lagi orang lain yang berani menegur apalagi menindak Hamdan,bahkan aparat dari kepolisianpun diduga juga tidak berani atau takut untuk memeriksa dan menindak Hamdan , itu terbukti pada saat meninggalnya ibu Supariyah dirumah sakit siti khodijah pada tanggal 21 desember 2017 lalu tidak ada satupun anggota dari pihak kepolisian dari polsek Taman yang mendatangi TKP padahal yang mempunyai wilayah hukumnya.
Waktu itu yang piket aiptu Aris ketika dilapori keluarga korban ironisnya malah menolak laporan tersebut bahkan aiptu Aris malah mengatakan “Bukan Kewenangannya polsek Taman untuk memeriksa silahkan saja laporkan kepolres atau ke polda “jelas aiptu aris kepada anak anak korban ( 4 orang) yang mendatangi polsek Taman waktu itu ,tiru Faisal kepada sorottrasX dirumahnya, (23/1).
Konfirmasi lanjutan ke rumah sakit siti khodijah siang ( 23/1) yang ditemui humas ibu Ita guna menanyakan sejauh mana tanggung jawab dari pihak rumah sakit terhadap korban meninggal pasien atas nama almh Supariyah , dan sangsi apa yang diberikan kepada oknum dokter yang diduga menelantarkan pasien hIngga meninggal,kiranya ibu Ita tidak memberikan jawaban apapun hanya berucap “mohon maaf pihak rumah sakit sudah mendelegasikan permasalahannya ini kepada tim kuasa hukum rumah sakit, dan pihak rumah sakit kemarin (21/1) sudah mengirim surat sanggahan kepada kuasa hukum korban dan keluarga korban “singkat Ita kepada sorottranX dikantornya.
IBARAT LEMPAR BATU SEMBUNYI TANGAN.
ungkapan kata kata tersebut diatas sangatlah cocok dan memang sudah pas untuk Hamdan dalam kapasitasnya ketika sebagai direktur rumah sakit dalam surat sanggahannya yang disampaikan kepada keluarga korban tertanggal 19 januari 2018 dengan nomor : 81/IV.6.AU/I/2018 dan surat tersebut diterima Abu Daud senen sore tanngal 21 januari 2018 dengan isi cuplikan surat diantaranya “bahwa pihak rumah sakit telah memberikan pertolongan ,pengobatan,dan perawatan secara maksimal dan profesional sesuai dengan dengan SOP rumah sakit”dengan tembusan suratnya kepada KADISKES Kab Sidoarjo, Kapolresta Sda, Ketua IDI.
Terpisah konfirmasi ke Faisal dirumahnya (23/1) terkait adanya surat sanggahan dari rumah sakit siti khodijah mengatakan “ada indikasi tidak baik dan dusta yang disampaikan Hamdan dalam isi surat yang ia terima Pasalnya waktu itu Saya dengan kakak saya Irawati dan adik saya daud sejak siang tanggal 20 desember 2017 selalu menunggui ibu saya di pav multajam nomor 08.
Dan tahu persis hanya sekali dikunjungi oleh dokter yakni dokter zakaria spesialis penyakit dalam sekitar pkl 14.30 wib dalam pemeriksaannya zakaria mengatakan bahwa ibu saya tensi darah dan gulanya normal, dan gejala muntah dan tidak mau menerima makanan itu disebapkan karena ada saraf yang tidak mau menerima makanan dalam hal ini yang mempunyai kewenangan untuk memeriksanya adalah dokter Hamdan”jelas Zakaria tiru keluarga korban kepada sorottransX.
Sejak itu saya menunggu jadwal kunjungan dokter hamdan spesialis penyakit saraf mulai pkl 17.00,pkl 19.00,pkl 21.00,pkl 23.00 wib dokter hamdan juga tidak hadir, ketika ditanyakan kepada suster dokter hamdan sedang sibuk menangani pasien dilantai bawah tidak sempat kunjungi pasiennya.
Sampai esoknya tanggal 21 desember 2017 singkatnya sehari itu ful dokter hamdan juga tidak kunjung datang dan suster hanya melakukan penyuntikan kepada ibu saya katanya atas instruksi dari dokter Hamdan, dan ketika jadwal penyuntikan seharusnya pkl 23.00 wib sekitar pkl. 21.00 wib diduga atas perintah dokter pasien tanpa diperiksa terlebih dahulu oleh suster diduga lakukan penyuntikkan kepada ibu saya,kami sekeluarga melihat gelagat yang mencurigakan ketika ibu saya disuntik kok tidak bergerak sama sekali kemudian saya menghampiri ibu mengecek kondisinya tak ayal ibu saya sudah meninggal jadi suster tadi tidak tahu kalau ibu saya sudah meninggal.
ATAS PERINTAH DOKTER SUSTER MENYUNTIK MAYAT.
kemudian saya protes dan berteriak teriak meminta tanggung jawab pihak rumah sakit karena ibu saya ditelantarkan hingga meninggal dunia,sekitar pkl 23.00 Dr H much Hamdan ahli spesialis saraf baru mau nongol datang ke pav multajam, disitulah terjadi perdebatan antara keluarga saya dan dokter Hamdan waktu itu disaksikan semua penghuni ruangan yg melihat kejadian perihal meninggalnya ibu saya dan direkan adik saya durasi 9 menit 28 detik (red).
Tetap saja sikap Hamdan yang angkuh dan sombong secara jentelman tidak mau mengakui kesalahannya tetap saja melempar tanggung jawabnya dengan menyalahkan kepada dokter piket waktu itu yakni dokter Devi, dan waktu itu hamdan gelagapan mati kutu dan tak berkutik menerima dampratan dari keluarga saya dan kabur dari ruangan multajam turun kelantai bawah, bagaimana Dia (hamdan) dalam suratnya bisa mengatakan dia sudah bekerja sesuai dengan SOP, yang jelas ada indikasi tidak baik dan dusta dan lepas dari tanggung jawabnya.
CATATAN KELUARGA KORBAN.
1. tidah tahu obat apa yg disuntikkan oleh dokter kepada ibu saya ketika awalnya berobat di ruang UGD sekitar pkl 06.00 wib pada tanggal 20 desember 2017 dengan keluhan pusing empat jam kemudian ibu saya menjadi drop kembali.
2.Kami mendaftarkan di rumah sakit siti khodijah ibu saya sebagai pasien umum bukan BPJS karena awalnya ditolak dgn alasan kamar sudah penuh,dengan segala aturan dan sarat administrasinya kami patuhi dan saya bertiga tanda tangani disurat perjanjian (red) .
3.Sejak ibu saya masuk rumah sakit sampai kritis tidak pernah sekalipun yang namanya dokter hamdan spesialis saraf memeriksa atau mengunjungi ibu saya yang berujung sampai ibu saya meninggal dunia di rumah sakit tersebut.
4.Selama dua hari ibu saya menjalalani rawat inap di rs siti khodijah dengan niatan saya mau membayar dan melunasi semua afministrasinya,kiranya sudah dibebasksn oleh pihak rumah sakit alias di gratiskan.
5.Harapan keluarga korban oknum dokter yang diduga menelantarkan ibu saya hingga meninggal agar segera di proses sesuai dengan hukum yang berlaku, dan berharap dikemudian hari sudah tidak ada lagi hamdan hamdan berikutnya yang hanya merugikan pasien.
Dengan adanya pemberitaan ini Kiranya instansi yang terkait segera meninjau kembali dan memberikan sangsi kepada oknum dokter dan suster yang diduga melanggar SOP yang berakibat meninggalnya pasien pada tanggal 21 desember 2017 pada kususnya di rumah sakit siti khodijah sepanjang sidoarjo (tim)……………………………..Bersambung tampilan video yang lainnya diantaranya permintaan beberapa dokter yang bertugas waktu itu agar tidak dimediakan.
redaksi1546 Posts
Sekilas prolog Sorottransx dibuat pada tanggal 24 Oktober 2017 di Surabaya,berbadan hukum PT GRAHA SOROT MEDIA Update berita politik hukum & kriminal setiap hari di surabaya jawa timur.