Pentingnya Dibangun Etalase Budaya Untuk Peningkatan Pasar Tradisional

MASIH BANYAK MASYARAKAT YANG MISKIN

Sorot jakarta – Menyangkut ekonomi kreatif,  dalam kebudayaan nasional,  tentu ada penggerak atau praktisi yang mesti didorong terus menerus pada keleluasaan keaktifannya.

MASIH BANYAK HIDUP DIGARIS KEMISKINAN

Banyaknya sumberdaya tenaga kerja, yang masih mencari atau bahkan sedang berupaya, untuk beraksi diberbagai geliatnya ekonomi,  Tentu kontennya diperkirakan sebanyak kreatifitas yang dimiliki dan akan terus melaju penuhi jamanya.

Bagaimana aktivasi kekaryaan yang sedemikian riuh itu, dapat diajukan sebagai modal dasar yang menghasilkan,  seperti menjawab sekaligus memperdaya segala manfaat gunadaya ‘yang dapat digunakan setiap nafas kehidupannya.

Untuk merapatkan kesenjangan selama ini,  sangat penting sekali adanya regulasi penguat ‘dari badan pemerintahan sebagai penghulu peradaban yang timbul itu tadi.

1. Pentingnya membangun Etalase budaya yang berhubungan langsung dengan Pasar – pasar tradisional,  Sangatlah perlu untuk dipromosikan sedemikian rupa,  Dengan target agar gerakan roda ekonomi terbangun sekaligus tersanjung sampai diposisi kreatifitas yang dimaksud.

2. Menggiatkan masyarakat, agar terpicu, untuk melakukan sesuatu yang terkait itu semua,   Sebab sarana dan prasarana yang sudah terbentuk diarahkan bisa berjalan sepenuhnya .

3. Paling penting dari penerapan regulasi penguat yang sudah dibentuk,  Cara paling efektif adalah Jemput Bola atas hasil karya kekaryaan dimasyarakat,  Sekaligus terapakan perijinanya yang mengikat langsung, dengan usaha sebagai induk perdagangan khusus.

Memahami psikologi masyarakat, sisa feodalisme yang masih kental disebagian masyarakat tersebut, seringkali memiliki jarak signifikan dengan bentuk – bentuk birokrasi.

Bisa jadi kehidupan sehari – harinya rentan dimanfaatkan oleh kapitalisme modern, hingga terjadi ketidak seimbangan ukuran, ekonomi kreatif dengan daya beli yang direncanakan,  Pada giliranya perkreditan tanpa agunan yang cenderung liar itu, akan menjajah karya-karynya tanpa menghargai kelayakannya.
  Model kolonialisme semacamnya masih menjanjikan alternatif talangan dikalangan masyarakat ini,  dibandingkan pemerintah yang terkesan lamban atasi persoalan primer dan sekunder semacamnya.

Lagi – lagi yang dikawatirkan, bilamana regulasi terapan yang ada, sebahagian berasal dari pesanan golongan – golongan itu,  Celakanya lagi.
  Kalau pemerintah menanggapi kerapatannya atau terjadi pembiaran yang kemudian bisa dimanfaatkan sebagai pedoman calo pengkayaan mereka atas golongan tersebut.

Dari penghayatan diatas ‘SangKami memiliki rancang bangun sebagai etalase budaya, Dan nilai manfaat yang majemuk ini,  tentukan daya tanggap pemerintah, agar saling memperdayakan budidaya kebudayaan serenta.( PB.SANGKAMI ) 

Login

Welcome! Login in to your account

Remember me Lost your password?

Don't have account. Register

Lost Password

Register