Sorot jakarta – Sejenak flasback ke masa lalu di era thn 80 – 90 an,blok m merupakan jantung kota Jakarta Selatan,hari harinya cukup ramai padat merayap banyak di kunjungi para wisatawan lokal maupun internasional.. Segala kebutuhan apapun tersedia, dari harga yg murahan sampai yg mahalpun ada, serta segala jenis masakan dari seluruh nusantarapun ada di blok M.

Luar biasa memang gemeriap kemeriahan suasananya saat itu, siapun anda jika pernah berkunjung ke blok m,akan melekat kesan tersendiri dan membuat rindu ingin kembali.
Bila anda ke jakarta dan belum singgah di blok M, kurang afdol tentunya.

Seiring berjalan nya waktu dan pergerakan zaman yg begitu dinamis, pembangunan gedung gedung pencakar langit, perkantoran,terminal,hotel, pasar swalayan, mal mal, hiper market yg di lakukan pihak swasta maupun pemerintah memenuhi ruang sisi pelataran kawasan Blok M.

Yg jadi pertanyaan semakin hari kenapa semakin sepi saja pengunjungnya, apa ada yg kurang dalam hal pengelolaan kawasan?
Keluh kesah salah satu pedagang  yg sempat kami wawancara menceritakan, untuk mencari penglaris saja sangat sulit, boro boro mau dapat omset.

Sementara biaya sewa kios dan servis cas yg wajib di bayar kan setiap bulannya cukup besar.. Memang adakalanya tertutupi, itupun pas pasan dan tidak ada lebih ujarnya.seringnya sih tekor, mau tidak mau ya wajib di bayarkan ke pihak pengelola,entah uang dari manapun, karna jika telat sehari saja pihak pengelola tanpa rasa iba dan tanpa kompromi langsung menyegel kios dan menggemboknya, Kalau terus terusan seperti ini bisa gulung tikar ujarnya.

Masih menurut pedagang, salah satu penyebab sepinya pengunjung di akibatkan oleh pedagang pedagang online yg marak dan harganya jauh lebih murah, ya murah karna mereka tidak sewa kios, tidak bayar karyawan, bahkan tidak kena pajak yang  kedua dolar melambung tinggi,itu juga berpengaruh terhadap daya beli masyarakat.

stabilitas politik yg terus memanas,tentunya berdampak pada keamanan, kenyamanan pengunjung, wisatawan. dahulu blok M merupakan terminal besar yg ada di Jakarta selatan, dan jika warga bepergian kemanapun selalu saja singgah dan transit dari blok M.

Sehingga di pastikan setiap harinya menjadi ramai,
Semenjak adanya pembangunan transportasi massal oleh pemerintah daerah, seperti, trans Jakarta, MRT, LRT warga Jakarta pun cukup di manjakan dgn segala fasilitas nya.lebih mudah, cepat, murah, nyaman, aman, langsung ke tujuan cukup bayar satu kali saja.

Perkembangan, pengadaan transpotasi oleh pemerintah membawa konsekuensi logis sosial yg harus di trima banyak pihak, semisal para sopir angkot reguler jelas menurun drastis penghasilannya, bahkan ada yg tidak sanggup lagi untuk meneruskan kredit mobil angkot yg menjadi satu satunya sumber pencarian nya.para pedagangpun juga berdampak langsung dari situasi dan kondisi di maksud.

Entah sampai kapan? Tentunya pihak pemerintah harus lebih proaktif  melakukan langkah langkah kongkrit  melihat kondisi pasar yg kurang bergairah ini.( garis)